Sebaik manapun sesuatu makanan itu, ia tetap akan memudaratkan kesihatan jika diambil secara "berlebihan" - Dr Andrew Weil

Sunday, November 11, 2012

HIKMAH DILARANG MENIUP MAKANAN...



Seringkali kita melihat, seorang Ibu ketika menyuap anaknya makanan yang masih panas, dia meniup makanannya lalu disuapkan ke anaknya. Bukan cuma itu, bahkan orang dewasa pun ketika minum teh atau kopi panas, sering kita lihat, dia meniup minuman panas itu lalu meminumnya. Benarkah cara demikian?

Cara demikian tidaklah dibenarkan dalam Islam, kita dilarang meniup makanan atau minuman.

Sebagaimana dalam Hadits Ibnu Abbas menuturkan "Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya". (HR. At Turmudzii).

Awalnya saya tidak mengetahui hikmahnya, bagi saya peribadi, ketika datang hadits pada saya mengenai suatu hal, maka semampunya cuba saya lakukan, walaupun saya belum tahu hikmahnya, dan sebenarnya memang tidak harus tahu.

Begitu juga ketika saya pertama kali mendengar hadits ini, saya hanya berusaha mengamalkan saja, bahwa kita dilarang meniup makanan atau minuman,itu juga yang saya lakukan kepada anak saya.



Dan alhamdulillah ketika tadi cuba browse ke internet, ternyata dari salah satu milis kimia di Indonesia, ada yang menjelaskan secara teori bahwa:
apabila kita hembus napas pada minuman, kita akan mengeluarkan CO2 iaitu carbon dioxide, yang apabila bercampur dengan air H20, akan menjadi H2CO3, iaitu sama dengan cuka, menyebabkan minuman itu menjadi acidic, dan saya ingat juga bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam menyuruh kita ketika minum seteguk demi seteguk, jangan langsung satu gelas sambil bernafas di dalam gelas, hal ini juga dilarang, ternyata saya baru tahu sekarang hikmahnya, bahwa ketika kita minum langsung banyak, maka ada kemungkinan kita akan bernafas di dalam gelas, yang akan menyebabkan reaksi kimia seperti di atas.

Alasan kedua adalah pada saat manusia mengeluarkan udara hasil pernafasan serta mengeluarkan udara saat meniup, maka tidak hanya mengeluarkan gas hasil pernafasan saja. Mulut juga akan mengeluarkan wap air dan berbagai partikel yang ada dari dalam rongga mulut.
Paling mudah dideteksi adalah nafas atau bau mulut juga sering tercium. Bau mulut ini mengindikasikan ada partikel yang juga dikeluarkan dari mulut. Partikel ini dapat berasal dari sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi, selain itu dapat juga berupa mikroorganisme yang hidup di rongga mulut. Mikroorganisme ini kadang bersifat merugikan dan bersifat sebagai pathogen. Hal inilah yang harus dihindari supaya jangan terbawa sehingga kerana berupa partikel padatan akan dapat menempel dan mengkontaminasi pada makanan yang ditiup.

Ulasan yang saya sampaikan, mungkin bukan hikmah keseluruhan, kerana Ilmu Allah tentu lebih luas dari ilmu manusia, boleh  jadi itu adalah salah satu hikmah dari puluhan hikmah lainnya yang belum terungkap oleh manusia.

Kewajiban kita hanyalah mendengar dan menta'ati-Nya perkara hikmah apa yang ada dalam larangan itu, urusan belakangan. Yang penting kita sudah mencuba mentaati-Nya.

sumber:  zilzaal

No comments:

Post a Comment